Minggu, 22 November 2009

Knutu Knata tentang asal usul Gresituli

Oleh Rafael Raga Maran

 

Dari mana kita bisa mengetahui bahwa Gresituli berasal dari Jawa? Jawabannya jelas, yaitu dari Gresituli sendiri. Tentang asal usulnya, Gresituli sendiri menuturkan dalam bentuk knutu knata (penuturan dengan bahasa yang indah) sebagai berikut,

Lewo goeng niang Yawa pukeng, tanah goeng niang Sina nimung

Ile goeng niang brusung tana tawa, woka goeng niang kerebo manu gere

Lewo goeng Gresik tana Yawa, tana goeng kesiang ekang boyang

Knutu knata tertera di atas secara jelas menceriterakan bahwa Gresituli itu berasal dari Yawa Sina (Sina Jawa). Kata pukeng dan nimung yang digunakan dalam knutu knata itu menegaskan bahwa dia sungguh-sungguh berasal dari Jawa, yang oleh orang Lamaholot biasa disebut Sina Yawa. Dalam knutu knata itu disebut pula nama ile (gunung) woka (bukit)nya, yaitu brusung tana tawa dan kerebo manu gere. Lalu secara eksplisit disebutkan nama kampungnya, yaitu Gresik di tanah Jawa.

Isi knutu knata tersebut bertentangan dengan isi dongeng Tana Beto. Kalau anda mempelajari knutu knata dan marang mukeng (doa menurut agama asli), anda tidak menemukan adanya bait-bait yang bertutur bahwa Gresituli itu lahir di Tana Beto dan ditemukan serta dipelihara oleh Bota Bewa dan Nuho Rehing. Meskipun terdapat upaya untuk merangkai kata-kata yang dapat dijadikan knutu knata yang disebut juga gata guna membenarkan dongeng tersebut, tetapi upaya itu mengalami kegagalan. Upaya itu nampak dalam susunan kata-kata seperti ini,

Go betok prae koting bala pukeng, bura rae wato tonu lolong

Susunan kata-kata ini tidak berasal dari Gresituli, tetapi dari si pendongeng. Dengan kata-kata tersebut, si pendongeng ingin meyakinkan para pendengarnya, bahwa tokoh bernama Gresituli itu lahir di bawah sebuah pohon beringin yang disebut koting bala atau dia muncul dan berada pada wato tonu (batu padi). Tetapi si pendongeng lupa bahwa yang dia tuturkan itu hanyalah suatu ceritera rekaan imajinasinya. Ceritera itu sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan tentang asal usul Gresituli.

Dongeng yang berceritera bahwa Gresituli lahir di Tana Beto dan dipelihara oleh Bota Bewa dan Nuho Rehing itu baru dirangkai setelah Gresituli tampil sebagai pemimpin tersohor di Lewoingu. Jelas bahwa dongeng itu tidak berasal dari lingkungan keluarga Gresituli, tetapi dari luar lingkungan keluarganya. Dongeng itu dirancang untuk dijadikan mitos tentang asal usul tokoh yang menjadi pemimpin Lewoingu itu, tetapi rancangan itu mengalami kegagalan. Dongeng itu dibuat oleh orang yang tidak mengenal Gresituli.

Dongeng Tana Beto itu tidak berbicara tentang asal usul Gresituli. Dongeng itu mengekspresikan keinginan pendongeng untuk menampilkan diri sebagai pemimpin dan penguasa Lewoingu. Dengan dongeng itu si pendongeng berusaha menyembunyikan kenyataan yang berkaitan dengan asal usul Gresituli. Selain itu dia pun berusaha mengecilkan peran sentral Gresituli dalam pembangunan Lewoingu. Tetapi, karena asal usul Gresituli dan peran sentralnya dalam pembangunan Lewoingu merupakan kenyataan-kenyataan yang tak terbantahkan, maka upaya itu pun mengalami kegagalan.***